Sisi Lain Wajah Kita
Aku mengenali nafas ini,
Nafas yang sekian lama membuatku hidup
Namun terkadang
aku merasa asing
dengan aku
Meski tetap dengan
nafas ini
Sekotak lemari bajuku
sebesar pintu cermin kacaku
dan nyanyian merdu itu
hening melupakan aku
apa adanya
Dan aku sangat malu
Bahkan kentut satu bukti sehatku
Menjadi aib bagiku
Selama ini kita melihat sebuah pujian adalah hadiah yang menyenangkan untuk ego kita, sementara ketika orang lain melihat kekurangan, kejelekan, atau kelemahan kita, seringkali kita melihat sebagai ancaman bagi keagungan ego dan keluarbiasaan kita.Betapa membanggakan hati kita ketika banyak orang memuji “Kamu anak yang sopan, dan selalu menurut apa kata orang tua dan guru” atau “kamu anak yang baik, selalu mau berkorban untuk orang lain”, atau “wuih.. gantengnya, wuih cantiknya” ataupun beberapa pujian yang sangat memanjakan rasa kebanggaan kita. Namun ketika sebuah sapaan peringatan, ejekan, ataupun ketidak setujuan dengan apa adanya kita terungkap, suatu misal “Dasar keras kepala”, “Anak gak tahu terima kasih”, “Dasar ga punya sopan santun”, “udah jelek hitam lagi”, pasti spontan membangkitkan pemberontakan habis-habisan dan penyangkalan atas ketidaknyamanan kita. Kita menjadi sensitif dan mudah tersinggung bahkan marah yang mampu memuncak, ketika mendapati kenyataan yang tidak memuaskan kebanggan kita.
Kita lupa diperkenalkan sisi lain dari kepribadian kita, kita hanya terbiasa dengan istilah baik dan buruk, dan melupakan esensi, elemen yang membentuk kita sebagai pribadi yang utuh. Belajar tentang hal baik dalam rangka membangun kualitas pribadi yang baik tentunya sebagai sebuah keharusan, namun berani melihat ketidakbaikan dalam diri kita tentunya juga bagian dari pendewasaan keutuhan dan keunggulan pribadi kita.
Kita disibukkan dengan sebuah pencapaian keinginan menjadi orang baik, terhormat dan disegani, sementara kita lupa ada sisi lain, yang terkadang pada sebuah kondisi menguasai dan membuktikan tanpa bisa dibantah, bahwa kita belum benar-benar menjadi baik.

Baju-baju itu
Wangi parfume itu
Membuatku lupa
bahwa aku adalah mahkluk
yang telanjang dan bau..
Belajar mengenal aku : jelek, sensitif, kasar, ga baik hati, sombong, iri lihat teman beli laptop baru, merasa orang lain ga lebih baik dari aku, ga punya empati, sok baik hati, suka ngeluh, seneng dipuji, mau menang sendiri, dlsbytbdssps (dan lain sebagainya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar